.....karakter jalanan aspal dan beton. Beda, Bro! Aspal lebih fleksibel dan berpori-pori banyak hingga dirasakan lebih menggigit ban. Beda sama beton yang lebih rigid alias kaku dan terkadang suka beralur vertikal dan horisontal. Alur ini cukup berbahaya karena bisa mengganggu handling.
”Aspal beton kondisi baru sebenarnya lebih menggigit ketimbang aspal lho. Tapi perlu diwaspadai, lama-kelamaan ada warna hitam di beton itu, itu adalah ban yang tergerus. Jika dilindas sangat licin,” buka H. Sugiyanto, pemilik Pro-Shop Surabaya Motor juga bengkel Honda AHASS Bandung. Doi ini senior di dunia bikers dan aktif di dunia road race nasional.
Kompon ban yang melekat di jalan akan membuat gesekan antara ban dengan aspal makin rendah, sehingga butuh pengereman yang tidak terburu-buru. “Paling tidak jika melintas di wilayah beton ini harus punya gambaran pengereman tidak sama dengan aspal,” jelasnya.3246nikung-metic-(-sugiyanto)--.jpg
Di motor matik ini lebih riskan lagi. Selain diameter ban lebih kecil ketimbang motor laki dan bebek, matik tak bisa mengatur rpm seperti halnya motor manual dan semi otomatis. ”Harus kita luruskan pengertian matik di motor. Lain dengan mobil yang tetap bisa mengatur rpm. Kalau di motor penggerak CVT terus berkesinambungan tanpa bisa mengatur rpm terutama saat mau menghadapi tikungan,” jelas Yanto.
Makanya kita wajib waspada. Saat menghadapi tikungan terutama di jalan beton, perhatikan apakah ada warna hitam di sana? Jika ada, wajib ekstrawaspada pasalnya licin. Wajib melepas gas lebih awal ketimbang motor manual atau semi otomatis. Late breaking seperti pembalap harus dihindari dan harus tahu betul riding position ideal.
”Karena nggak bisa mengatur rpm, teknologi combi brake system mampu mendistribusikan pengereman depan-belakang sangat membantu. Bukan promosi lho,” kekeh pak Haji ini. Siap!
RIDING POSITION
Dengar kata Hendriansyah sang dewa road race. Buatnya riding position berhubungan langsung dengan daya refleks. ”Makanya kita harus benar, fleksibel dan sigap,” jelasnya. Bagi para ahli, riding position ala pembalap memang direkomendasikan demi keamanan karena dianggap sangat baik di sisi elmu antropometri (human dimension), Bio-Mechanic (ilmu tentang gerak tubuh), fisiologi (faal, psikologi dan penginderaan). Posisinya menghasilkan kewaspadaan tinggi dan aman bermanuver.
Ahmad Jayadi, pembalap nasional lain memberi input. “Hindari motor out. Misal mau belok kanan, ambil posisi paling kiri begitu juga sebaliknya. Dalam kondisi di jalan raya ini sekaligus menghindari tabrakan dari depan dan jangan kelewat rebah. Gantung juga gas saat nikung supaya tetap menggigit,” jelasnya lagi.
Penulis : Isf@n/Endro
http://www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/1395